Kedua, rujukan tentang pemikiran politik Islam yang ditulis oleh pakar politik Islam khususnya di Indonesia masih kurang memadai. Ketiga, Zainal Abidin Ahmad, sebagai salah seorang tokoh, cendikiawan Islam, dan ahli politik Masyumi yang terbentuk secara self-made atau otodidak dan hidup pada masa pra dan pasca kemerdekaan Indonesia. Kemampuan dalam menguasai bahasa Arab, Belanda, dan Inggris merupakan aset yang paling berharga sehingga ia mampu menguasai ilmu secara mandiri. Hal ini, menjadikan beliau setaraf dengan tokoh Masyumi lainnya yang lulusan pendidikan tinggi secara formal. Ia juga dikenal sebagai “ideolog” partai Masyumi dan menduduki jabatan wakil ketua MPRS (Majelis Perwakilan Rakyat Sementara) serta utusan partai pada sidang konstituante 1955. Selain itu, ia mempunyai pemikiran yang cukup kontroversial mengenai hubungan Islam dan ketatanegaraan. Walaupun demikian, ia tidak begitu dikenal dibandingkan dengan tokoh-tokoh Masyumi lainnya, seperti, Mohammad Natsir, Syafruddin Prawiranegara, dan lainnya. Keempat, menepis anggapan sementara masyarakat bahwa pemikiran politik Islam selalu rigid (kaku), tidak akomodatif, tidak toleran dengan agama lain, dan lebih mementingkan hubungan “emosional” dibanding “rasional”, seperti, lebih mengutamakan simbol keislaman daripada realitas sosial. Akhirnya, penulis berharap buku ini bermanfaat bagi kemajuan dunia Islam walaupun penulis mengakui masih banyak kekurangan dan kesalahan di sana-sini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami tunggu demi perbaikan buku ini.

FIQIH SIYASAH di Indonesia

Penulis: Dr. Fisher Zulkarnaen, M.A.

Editor: -

Layout & Cover: Tim PSS

ISBN: - 

Cetakan Pertama, Januari 2023

Diterbitkan Oleh: 

PUTRA SURYA SANTOSA

Alamat: Perum Permata Godean 1 C3, Desa Sidokarto RT. 02/05 Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.

E-mail: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

HP : 0812-1603-3775

Website: www.putrasuryasantosa.com