LIVING WITH COVID-19 Berita, Cerita dan Derita Masyarakat

Published in Segera Terbit.

Berita bahwa wabah flu—yang kemudian dikenal dengan coronavirus disease 2019 (COVID-19)—telah dilaporkan melanda Wuhan di negeri Tirai Bambu pada 31 Desember 2019, namun belum berarti apa-apa untuk Indonesia.

Hingga bulan Februari 2020, sebanyak 77.928 orang sudah terinfeksi virus di seluruh dunia dan 2.362 orang meninggal akibat virus tetapi tetap belum membuat kita menjadi bagian dari wabah tersebut malah ada respons yang menyatakan bahwa kita tidak mungkin terkena wabah (Kompas, 2020b). Pernyataan tersebut pun didukung oleh Menteri Kesehatan yang mengatakan bahwa virus corona tidak lebih berbahaya dari virus flu yang memiliki angka kematian lebih tinggi sehingga isu corona dianggap hanya sebagai komoditas kehebohan semata (Detiknews, 2020b). Al-Muttaqi menyatakan bahwa keterlambatan Indonesia dalam merespon wabah tersebut berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat (Al-Muttaqi, 2020).

Baru pada tanggal 2 Maret, Indonesia mendeklarasikan bahwa corona itu ada dengan dibentuknya Gugus Tugas pada tanggal 13 Maret 2020 (Abdullah, 2020). Pada saat itu, kematian akibat COVID-19 mulai terjadi dari korban pertama pada tanggal 11 Maret 2020 (Kompas, 2020), menjadi 3 orang pada tanggal 13 Maret 2020 (Kompas, 2020a), dan menjadi 170 orang pada tanggal 2 April atau hanya dalam kurun waktu sebulan setelah pendaklarasian (CNN Indonesia, 2020a). Tingkat penularan terus meningkat dari total 1.528 orang positif pada bulan Agustus, kemudian melonjak drastis menjadi 10.118 orang pada bulan April. Jumlah terinfeksi
virus paling tinggi terjadi pada bulan Agustus yakni mencapai 63.677 orang positif (covid19.go.id).

Penulis: